Sabtu, 13 Juni 2009

Enak Menjadi Penonton Atau Menjadi Pemain?

Ada sebuah cerita tentang pemain akrobat yang mempunyai keahlian berjalan melalui satu tambang di ketinggian 20 meter. Pemain akrobat itu telah menyeberang melalui tambang tersebut ribuan kali dengan jalan kaki biasa bahkan sering membawa beban sekitar 60 kg. Berkali-kali dia hilir mudik tidak pernah terjatuh sehingga membuat penonton terkesima melihatnya.

Penonton percaya dengan keahlian pemain akrobat tersebut, tetapi berulang kali juga dia mengajak penonton untuk digendong dan menyeberang melalui tambang tersebut, tak satupun mau! Meski dengan iming-iming hadiah apabila penonton mau diajak menyeberang tambang pun sampai akhir acara tidak ada yang bersedia.

Apakah kira-kira makna cerita diatas?
Banyak sekali dari kita yang telah melihat bagaimana untuk mendapatkan kunci sukses itu. Mereka percaya dengan melihat kenyataannya, akan tetapi mereka kurang mempunyai keyakinan apabila kita sendiri yang melakukan, apa bisa berhasil seperti orang lain?

Kalau anda mempercayai apa itu garis kehidupan yang ada di sidik jari kita, anda mempercayai betapa Mas Joko Susilo telah berhasil dengan bisnis internetnya, lantas bagaimana?
Tinggal anda meyakininya dan berusaha mengubah apa yang telah dilihat menjadi sesuatu yang Yakin bahwa anda juga bisa.

Ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa, “Anda tidak akan berubah hidup anda jika anda sendiri pun tidak mau berusaha mengubah hidup anda”.Sekarang kembali kepada anda dan kita, apakah mau jadi penonton terus, atau kita juga ingin menjadi pemainnya?

1 komentar:

e-wafa 17 Juni 2009 pukul 09.18  

ya kalau kita lihat enaknya sih enak melihat tetapi kalau kita tinjua dari segi rasanya, menurut saya enak yang merasakan. Artinya kita tidak pernah merasakan suatu keberhasilan seseorang selagi kita tidak pernah berusaha dan berbuat untuk keberhasilan itu sendiri

Posting Komentar

Powered By Blogger

Back to TOP